Saya terburu-buru saat hendak menghadiri resepsi pernikahan teman saya empat hari yang lalu.
Ada agenda mendadak yang harus saya lakukan sebelum menghadiri resepsi itu sehingga tidak sesuai dengan rencana awal perjalanan.
Perjalanan saya perkirakan akan memakan waktu satu setengah jam apabila lancar, dan saat itu saya berangkat kurang dari satu setengah jam sebelum resepsi berakhir.
Undangan resepsi jam 12.00 – 14.00. Saya berangkat jam 12.30 lebih. Dan jalanan cukup macet.
Dalam hati, saya sudah tidak berharap masih mendapatkan makanan di sana. Saya hanya berharap masih bisa bertemu dengan teman saya yang menjadi pengantin, mengucapkan selamat kepadanya secara langsung.
Sepanjang perjalanan saya berusaha untuk tetap tenang sebisa mungkin agar konsentrasi mengemudi tidak terganggu.
Saat sampai di lokasi resepsi, jam menunjukkan pukul dua lebih sedikit. Alhamdulillah masih cukup banyak orang, mobil-mobil masih banyak yang terparkir di lokasi, musik-musik masih dimainkan.
Beruntung saya masih bisa bertemu dengan teman saya yang sedang menjadi raja dan ratu bersama istrinya, mengucapkan selamat padanya dan minta doanya agar saya lekas menyusul.
Meskipun di penghujung acara, saya masih bertemu dengan teman-teman yang lain dan mengobrol beberapa hal ringan.
Saya kemudian tersadar akan suatu hal…
Kunci mobil!
Saya cari di saku celana, tidak ada.
Di tas, juga tidak ada.
Saya yakin kalau kunci itu tidak jatuh.
Jadi satu-satunya kemungkinan adalah tertinggal di mobil.
Dalam hati, apa iya, perasaan tadi sudah saya bawa, namun nyatanya tidak ada. Saya berdoa agar kunci itu lekas ketemu.
Saya bergegas menuju mobil sambil sedikit berlari. Saya khawatir kalau terjadi apa-apa.
Benar saja, kunci itu ada di dalam mobil. Masih menancap di kontaknya. Alhamdulillah semuanya aman.
Dulu saya pernah heran dengan orang-orang yang kunci motornya bisa tertinggal di motor dengan posisi seperti itu, masih menancap di kontaknya.
Mungkin apa yang mereka alami mirip dengan apa yang saya alami. Terburu-buru sehingga kurang teliti.
Judul tulisan ini mengajak untuk tetap teliti saat sedang terburu-buru. Namun mari untuk tidak terburu-buru. Lebih baik terlambat dan selamat daripada hanya tidak terlambat.
Tinggalkan Balasan