Halo, saya Salim

Suka minimalis, teknologi, dan aroma hujan.

  • Mas dan Mbak

    Selama saya terlahir dan tinggal di Jawa, menurut saya kebanyakan orang Jawa itu santun dan ramah. Suka menyapa saat berpapasan. Minimal manthuk (mengangguk) sambil mesem (senyum). Kalau sudah lebih akrab atau memang orangnya supel, biasanya akan menyapa. Kalau sedang naik kendaraan, bisa dengan klakson.

    (lebih…)
  • Menjadi Minimalis

    Minimalis dalam bahasa sederhana berarti “sederhana”.

    Kalau dijabarkan, penjelasannya sendiri malah tidak minimalis. Terlalu banyak sudut pandang mengenai apa dan bagaimana minimalis itu sesungguhnya.

    Semua orang punya pandangan masing-masing…

    (lebih…)
  • Kebahagiaan Berdonasi

    Saya berharap tulisan singkat ini mampu mengajak kepada kebaikan. Insya Allah. Tidak ada niatan sedikitpun untuk pamer.

    Sejauh ini saya baru bisa mendonasikan usaha dan uang. Usaha semacam aktivitas, pikiran, dan sejenisnya. Kemudian uang… yang belum seberapa.

    Hari ini saya menerima surel dari Kitabisa—sebuah crowdfunding platform ajaib di Indonesia, memelopori banyak entitas sejenis yang kemudian ramai bermunculan.

    Surel itu berisi tentang kabar terbaru dari campaign yang pernah saya beri donasi. Entah donasi kapan, saya lupa.

    Seorang gadis SMA mengalami musibah yang mengharuskannya segera dioperasi agar dapat kembali pulih seperti sedia kala. Saya hanya sedikit ingat. Yang jelas hati saya teriris melihat campaign-nya waktu itu.

    Sekarang lihatlah! Gadis itu sudah berhasil dioperasi dan sedang menjalani masa pemulihan. Alhamdulillah. Sungguh, amat bahagia mengetahui kabar baik ini.

    Memang benar, sedekah bisa menambah kebahagiaan.

    Semoga kita semua bisa menjadi orang yang gemar bersedekah. Apapun dan berapapun itu. Aamiin.

    Ingat, memberi senyum juga sedekah. 

  • Tidak Salat Jumat

    Hari ini, untuk kali pertamanya dalam hidup saya, setidaknya saat saya sudah bisa memahami situasi yang ada. Kami diimbau untuk tidak salat Jumat untuk mencegah penyebaran Novel Coronavirus (COVID-19) yang sudah sampai di Yogyakarta. Hari ini, saya mematuhi imbauan tersebut.

    (lebih…)
  • The Cops

    Eksistensi klitih belakangan ini kembali hangat dan menjadi kabar menyedihkan, khususnya bagi kami yang tinggal di Yogyakarta dan sekitarnya.

    Bagai angin segar mendapati Polres Kulonprogo akhirnya membentuk tim khusus ala Tim Jaguar dan Raimas Backbone yang sering asyik saya tonton di YouTube. Iya di YouTube. Saluran televisi saya sering bermasalah. Lagipula lebih fleksibel kapan ingin menonton.

    AlhamdulillahThe Cops akhirnya hadir. Kondisi geografis Kulonprogo ini luas dan cukup banyak daerah yang sepi sunyi di malam hari–bahkan siang, sehingga sebenarnya cukup rentan meskipun sampai sekarang masih bisa dibilang aman.

    Saya sangat mengapresiasi langkah yang diambil dan cepat direalisasikan oleh Polres Kulonprogo ini. Semoga jangkauan The Cops dapat segera meluas ke seluruh sudut Kulonprogo untuk menghadirkan keamanan dan kenyamanan di tengah-tengah masyarakat.

    Meski demikian, tetap, keamanan adalah hasil dari sinergi kita semua. Kita wajib ikut berperanserta dalam mewujudkan keamanan dan kenyamanan di sekitar kita. Dengan cara apapun, meskipun itu hal yang sederhana dan terlihat sepele.

    Ayo Pak Polisi, gencarkan yang seperti ini, agar kami masyarakat punya figur kepolisian yang keren seperti di film-film itu!

    Bravo!

  • Kebutuhan Tersier

    Hampir sebulan yang lalu saya bertindak bodoh dengan menawarkan bantuan untuk mencukupi kebutuhan tersier seorang teman.

    Mengapa bodoh, bukannya membantu itu hal mulia?

    Iya, tapi tidak dalam hal untuk bermewah-mewah di atas kebutuhannya yang lain–yang sebenarnya lebih penting.

    Saya menyesal telah membuatnya merasa benar mengatur prioritas yang salah.

    Lagi pula, kebutuhan tersier seharusnya tidak perlu bantuan.

    Entah apa yang saya pikirkan saat itu sehingga baru menyadarinya beberapa jam kemudian.

  • Rasa Memiliki

    Sense of belonging itu penting. Karena tanpa rasa memiliki, hampir pasti kita tidak akan melakukan sesuatu dengan sempurna.

    Rasa memiliki berarti peduli. Kita akan mengupayakan sekuat tenaga agar menjadi baik atau sukses.

    Rasa memiliki membuat kita teliti terhadap hal-hal kecil yang dapat menurunkan kualitas. Kita akan dengan suka hati membenahi tiap detail kecil menjadi sebaik mungkin.

    Rasa memiliki membuat kita bertahan meskipun itu sulit.

  • Menjemput

    Kepulanganmu ke tanah rantau kemarin rasanya ingin kucegah
    Tapi tak mampu
    Ada hal yang mesti kau jemput
    Ada hal yang mesti pula aku jemput
    Di atas segala ketidakmungkinan yang seakan niscaya
    Asa ini harus selalu hidup
    Keyakinan pula
    Doa

  • Pranegasi

    Semalam saya diajak teman untuk srawung di organisasi kampus, menyertai adik tingkat yang sudah mau regenerasi kepengurusan ke adik tingkatnya lagi.

    Ada yang unik dari cara mengajaknya.

    “Nanti malam ba’da maghrib selo tak?”

    Kemudian dia menegasikan di awal, sebelum saya menjawab satu kata pun.

    Ora lah ya. Ora kan?”

    Selo itu luang, ora itu tidak.

    Ini menarik.

    Cara ini membuat saya berpikir cepat untuk menawarkan koping atas negasi yang sudah buru-buru diberikan kepada saya.

    Cara ini membuat saya tidak enak untuk membenarkan negasi tersebut sehingga cenderung mengiyakan ajakannya.

    Untungnya saya memang cukup selo malam itu, jadi ajakan tersebut terasa ringan untuk diiyakan.

  • Rekayasa Pengenyang Perut

    Bangun menyertai jago berkokok adalah kebiasaan ibu saya. Untuk salat tahajud dan menyiapkan segalanya bagi kami keluarga tercinta.

    Ibu adalah seorang guru. Meski rasanya dari waktu tersebut sampai waktunya berangkat ke sekolah lumayan panjang, nyatanya ibu tak selalu sempat memasak untuk kami semua. Bagi seorang anak yang sedikit sekali membantu, saya tidak komplain kalau ibu tidak memasak melainkan beli sayur di luar.

    Sayangnya, saya bukan tipikal orang yang mudah bisa menikmati masakan orang lain. Ketika makanan yang dibeli ibu kurang saya sukai, saya hanya sedikit mengambilnya. Sering karena saya dan adik saya hanya mengambil sedikit, makanan itu kemudian terlupakan.

    (lebih…)