Ada ungkapan, “Tidak ada istilah kereta menabrak. Yang ada kereta itu ditabrak, karena kereta sudah punya jalur sendiri.”
Saya kira setiap kejadian laka lantas di perlintasan kereta api itu memang sepenuhnya kesalahan pengguna jalan yang melintasi perlintasan kereta api.
Ternyata saya salah. Sore ini saya mengalaminya sendiri. Bersama bapak, ibu, dan adik. Sekeluarga penuh.
Bermula dari palang pintu yang hanya berbunyi namun tidak kunjung ditutup. Pintu itu masih saja terbuka. Kondisi perlintasan sepi. Satu dua motor tetap melintasi perlintasan kereta api.
Terjadi selisih pendapat antara kami yang ada di mobil. Saya dan bapak berpikir maju saja mungkin tidak apa-apa melihat motor yang melintas tanpa kendala. Ibu dan adik sebaliknya.
Kira-kira ada sekitar 10 detik sejak saya melihat lampu merah palang pintu menyala dan berbunyi. Itu lama sekali untuk membiarkan palang tetap terbuka. Dengan ragu-ragu karena palang pintu tidak kunjung ditutup, saya jalankan mobil maju perlahan. Dan saya baru menyadari bahwa itu perlintasan kereta api pas tikungan. Jadi tidak bisa melihat keretanya di mana.
Breg! Mesin mobil langsung mati saat di atas rel. Sudah gigi 1 padahal. Kondisi jalan perlintasan pun cenderung turunan. Saat itu palang pintu baru mulai menutup. Ya, semuanya panik.
Mobil saya kontak tidak merespon sama sekali. Bahkan dinamo starter tidak berdenging. Kondisi mesin dan kelistrikan bisa dipastikan fit.
Persneling saya oper mundur, lalu saya kontak. Kira-kira 3 kali saya kontak sampai akhirnya dinamo bekerja dan mesin menyala. Sepertinya saya sempat menekan klakson sebelumnya. Saya ingat kalau (katanya) membunyikan klakson bisa melemahkan gaya magnet sekitar. Saya gas dalam-dalam agar putaran mesin tinggi dan tidak mati lagi sambil klakson berulang-ulang agar kendaraan di belakang minggir. Selain itu agar petugas melihat kalau ada yang sedang kesusahan!
Alhamdulillah. Saya sekeluarga selamat. Mobil berhasil menyingkir dari rel.
Kami merasa marah dengan penjaga perlintasan yang membiarkan palang pintu tetap terbuka sementara lampu menyala dan dibunyikan. Itu benar-benar membuat pengendara ragu!
Tapi saya pun juga salah. Memaksakan keragu-raguan dengan risiko yang besar.
Sudah tidak lagi-lagi. Ketika tanda kereta api akan lewat aktif, masa bodoh dengan palang pintu yang terbuka atau tertutup, tetap berhenti. Jangan melintas!
Perlintasan kereta api itu double track, ada dua jalur. Ternyata kereta melintas bukan di rel yang saya mogok itu. Begitu saja sudah bisa bikin mesin mati. Mungkin kalau di rel yang satunya mesin benar-benar tidak akan menyala.
Ahad sore, 28 Februari 2021. Kejadian ini sungguh tidak akan saya lupakan.
Alhamdulillah. Semoga kita semua selalu dihindarkan dari segala bahaya. Aamiin.
Tinggalkan Balasan