Halo, saya Salim

Suka minimalis, teknologi, dan aroma hujan.

  • Setelah Kuliah

    Hampir semua teman saya sudah lulus saat ini. Ada beberapa memang yang belum, tapi saya yakin pada akhirnya mereka bisa lulus dengan baik. Karena memang, banyak dinamika yang dialami setiap orang ketika menempuh pendidikan. Dan dinamika sendiri asalnya ada dua. Pertama berasal dari kehendak alam (force majeure) dan kedua dari kehendak diri.

    Saya pun demikian, punya dinamika tersendiri. Waktu itu bermula dari tugas akhir yang diarahkan untuk magang yang tanpa disangka malah berlanjut kerja betulan. Saya yakin bahwa saya sanggup menyelesaikan tugas akhir beriringan dengan beban pekerjaan. Pada akhirnya saya justru terlena dan tugas akhir saya tidak banyak mencatatkan kemajuan.

    (lebih…)
  • Kebahagiaan Berdonasi

    Saya berharap tulisan singkat ini mampu mengajak kepada kebaikan. Insya Allah. Tidak ada niatan sedikitpun untuk pamer.

    Sejauh ini saya baru bisa mendonasikan usaha dan uang. Usaha semacam aktivitas, pikiran, dan sejenisnya. Kemudian uang… yang belum seberapa.

    Hari ini saya menerima surel dari Kitabisa—sebuah crowdfunding platform ajaib di Indonesia, memelopori banyak entitas sejenis yang kemudian ramai bermunculan.

    Surel itu berisi tentang kabar terbaru dari campaign yang pernah saya beri donasi. Entah donasi kapan, saya lupa.

    Seorang gadis SMA mengalami musibah yang mengharuskannya segera dioperasi agar dapat kembali pulih seperti sedia kala. Saya hanya sedikit ingat. Yang jelas hati saya teriris melihat campaign-nya waktu itu.

    Sekarang lihatlah! Gadis itu sudah berhasil dioperasi dan sedang menjalani masa pemulihan. Alhamdulillah. Sungguh, amat bahagia mengetahui kabar baik ini.

    Memang benar, sedekah bisa menambah kebahagiaan.

    Semoga kita semua bisa menjadi orang yang gemar bersedekah. Apapun dan berapapun itu. Aamiin.

    Ingat, memberi senyum juga sedekah. 

  • Tidak Salat Jumat

    Hari ini, untuk kali pertamanya dalam hidup saya, setidaknya saat saya sudah bisa memahami situasi yang ada. Kami diimbau untuk tidak salat Jumat untuk mencegah penyebaran Novel Coronavirus (COVID-19) yang sudah sampai di Yogyakarta. Hari ini, saya mematuhi imbauan tersebut.

    (lebih…)
  • Kebutuhan Tersier

    Hampir sebulan yang lalu saya bertindak bodoh dengan menawarkan bantuan untuk mencukupi kebutuhan tersier seorang teman.

    Mengapa bodoh, bukannya membantu itu hal mulia?

    Iya, tapi tidak dalam hal untuk bermewah-mewah di atas kebutuhannya yang lain–yang sebenarnya lebih penting.

    Saya menyesal telah membuatnya merasa benar mengatur prioritas yang salah.

    Lagi pula, kebutuhan tersier seharusnya tidak perlu bantuan.

    Entah apa yang saya pikirkan saat itu sehingga baru menyadarinya beberapa jam kemudian.

  • Rasa Memiliki

    Sense of belonging itu penting. Karena tanpa rasa memiliki, hampir pasti kita tidak akan melakukan sesuatu dengan sempurna.

    Rasa memiliki berarti peduli. Kita akan mengupayakan sekuat tenaga agar menjadi baik atau sukses.

    Rasa memiliki membuat kita teliti terhadap hal-hal kecil yang dapat menurunkan kualitas. Kita akan dengan suka hati membenahi tiap detail kecil menjadi sebaik mungkin.

    Rasa memiliki membuat kita bertahan meskipun itu sulit.

  • Flash Sale Mobil

    Beranda Chrome sore ini membuat saya terkejut. Salah satu highlight berita dari Detik: “Flash Sale Mobil, 50 Juta Saja”.

    Ini betulan, bukan hoax.

    Sekejap doa-doa tiada putus terucap dari mulut. Panas dingin membayangkan mobil di layar ponsel segera jadi kepunyaan.

    Bayangkan, Rp250 juta cukup dibayar Rp50 juta.

    Sekejap strategi disiapkan matang. Membaca petunjuk dengan saksama, mengulangnya sampai 3 kali bahkan. Memastikan tak satupun terlewat.

    Segala alat sekejap disiapkan: komputer terbaik, koneksi internet terbaik, mouse terbaik, dan sebagainya.

    Oiya, tentu saja kesabaran menatap layar komputer, agar siap saat waktu hitung mundur tanda mulai menunjukkan 00:00:00.

    Hai, Budak Dunia. Bagaimana kabarmu memperjuangkan surga?

  • Biasa-Biasa Saja

    Ada yang berbeda sejauh ini? Tidak! Ini semua biasa-biasa saja. Sekarang saya sadar, bahwa saya tidak selalu bisa konsisten dengan apa yang saya perbuat. Maka, sekarang yang terbaik adalah dengan tampak biasa-biasa saja. Sederhana. Belajar konsisten dari sesuatu yang tidak terlihat dan tidak dirasakan orang lain. Dari diri sendiri.

    Jangan berkhayal lebih terhadap ini, ini hanya soal kepribadian. Bukan yang lain.

  • Hukum Alam: Dualisme

    Sekalipun kalian masuk ke jajaran terpandang, hebat, adidaya, dan berkualitas pasti ada salah satu di antara kalian yang berbanding terbalik dengan keadaan itu. Percayalah!